BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan
Perkembangan
era globalisasi yang begitu pesat, membuat seluruh aspek kehidupan terkena
imbasnya. Begitupun kehidupan masyarakat sangat terasa perubahan akibat
pengaruh globalisasi.
Semua profesi
segera membuat suatu sistem-sistem baru yang dapat menopang kehidupan
masyarakat untuk menghadapi kedahsyatan serbuan pengaruh globalisasi. Begitupun
profesi konselor yang mulai melibatkat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
melaksanakan proses pelayanan.
Dalam memperbaiki
pelayanannya, konselor mulai menggunakan media-media yang mampu menunjang
kebutuhan para konseli. Seperti kita ketahui bahwa tidak semua konseli memiliki
cukup banyak waktu yang intens untuk melakukan kegiatan atau proses konseli,
sehingga pelayanan Bimbingan dan Konseling berbasis teknologi informasi sangat
diharapkan mampu memfasilitasi para konselor.
Jadi, dengan
adanya pelayanan Bimbingan dan Konseling berbasis Teknologi Informasi
diharapkan dapat diakses dimanapun, kapanpun, atau setiap saat.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
kebutuhan Konseli (masyarakat), maka para Konselor mulai membuat suatu sistem
yang mulai menggunakan Teknologi Informasi sebagai salah satu media proses
Konseling.
Pertanyaan:
- Bagaimana awal munculnya Teknologi Informasi dalam pelayanan Bimbingan Konseling?
- Apa saja macam-macam media yang dapat digunakan dalam pelayanan Bimbingan Konseling?
- Seperti apa pelayanannya?
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah agar mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
muncul pada masyarakat. Selain itu agar masyarakat lebih mengetahui bahwa
pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Manfaat
Masyarakat
jadi lebih tau apa saja media yang dapat digunakan dalam melakukan proses
Konseling.
Metode Pembahasan
Metodi
pembahasan yang digunakan dalam makalah ini yaitu metodi study literatur,
karena dalam penyusunan makalah ini, sumber yang digunakan adalah buku dan
inernet.
A. Awal mula masuknya
Teknologi Informasi dan komunikasi ke dalam proses pelayanan konseling.
Pada
penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Guru Bimbingan Konseling
/ Konselor di sekolah memberikan pelayanan berkaitan Pengembangan Diri, sesuai
minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan peserta didik
dalam lingkup usia Sekolah Menengah Atas (SMA), mengingat adanya keberagaman
individu (individual deferencies).
Guru
Bimbingan Konseling / Konselor bersama Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran
menjadi pendamping dalam setiap proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk
membantu peserta didik agar mampu menuntaskan seluruh mata pelajaran seoptimal
mungkin sesuai dengan potensi kemampuan akademik, bakat dan minatnya, sehingga
hambatan dan kemungkinan kegagalan sudah dapat diprediksi, diketahui dan
dibimbing sejak dini. Selain itu, untuk membimbing peserta didik dalam
menentukan pilihannya secara mandiri dan mampu mengambil keputusan.
Melihat
kebutuhan diatas maka Bimbingan dan Konseling dalam melakukan proses
pelayanannya menggunakan berbagai pelayanan dengan berbagai pertimbangan
melihat dari sudut kebutuhan konseli. Mengikuti perkembangan zaman maka dalam
melakukan pelayanan atau proses konseling Bimbingan dan Konseling pun
menggunakan sistem teknologi informasi dalam melakukan proses konseling, agar
mempermudah komunikasi. Tujuan Bimbingan dan Konseling menggunakan Teknologi
Informasi kedalam melakukan pelayanannya, yaitu :
1. Easy to use ( mudah digunakan )
2. Easy to manage ( mudah di atur )
3. Simple ( tidak rumit )
4. Dynamic ( Dinamis )
B. Macam – macam sarana
konseling yang sudah menggunakan Teknologi Informasi sebagai media layanan
Perkembangan
teknologi informasi pada era globalisasi saat ini sangatlah pesat. Penggunaan
teknologi yang mampu membantu serta mempermudah segala pekerjaan manusia sudah
dipergunakan di berbagai bidang. Begitupun Profesi Bimbingan dan Konseling yang
melakukan inovasi-inovasi terhadap pelayanannya agar mempermudah akses para
konseli yang membutuhkan bantuan dimanapun dan kapanpun. Melihat kebutuhan akan
teknologi dalam proses konseling maka profesi ini membuat suatu rancangan
terbaru untuk mengembangkan pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman.
Perubahan terhadap pelayanan tersebut berupa beberapa media konseling,
contohnya :
Surat Magnetik (disket
ke disket)
Meskipun
pelayanan konseling dengan menggunakan fasilitas ini sudah dianggap sebagai
fasilitas komunikasi “ tradisional”, tetapi fasilitas ini adalah awal mula
terciptanya gagasan penggunaan teknologi informasi dalam Bimbingan dan
Konseling.
Dalam
penggunaan fasilitas ini, konseli dan konselor saling berkomunikasi dengan
berkirim surat atau berkomunikasi melalui buku catatan yang bertujuan untuk
membantu anak agar lebih dapat mengekspresikan diri melalui tulisan (bagian
dari konseling biblio), meskipun fasilitas ini pada zamannya tidak begitu
populer, namun sering dilakukan oleh beberapa guru pembimbing atau konselor.
Dalam era
penggunaan komputer, surat atau biblio dalam bentuk kertas dapat diganti dengan
disket. Keuntungan dari fasilitas ini antara lain mempermudah evaluasi
terhadap kemajuan dan proses konseling, kemudahan dalam penyisipan materi atau
informasi yang dibutuhkan, isi disket tidak dapat dibuka oleh sembarang orang,
dan konselor dapat langsung menanggapi kalimat per kalimat yang ditulis oleh
konseli. Selain dapat membantu kegiatan konseling, fasilitas ini juga memiliki
kelemahan, yaitu adanya kemungkinan ketidak lancaran pengiriman surat, sistem
kontrak antara konseli dengan konselor, jaminan kerahasiaan konseli,
keterjaminan surat-surat atau disket yang diterima konselor, banyaknya sesi
yang harus dilakukan, dan sebagainya. Jenis ini akan lebih efisien
penggunaannya oleh konseli dan konselor yang bertempat tinggal di
area atau wilayah yang sama dan sering bertemu, misalnya guru BK dan siswanya
di Sekolah.
Konseling menggunakan
bantuan Komputer
Proses
Konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer Assisted Counseling (CAC)
merupakan konseling mandiri, juga disebut konseling komputer pasif atau biasa
juga disebut dengan standalone. Konseli mencari pemecahan masalah atau
kebutuhannya melalui program interaktif konseling (Software) dalam bentuk CD
yang dirancang khusus agar konseli tersebut dapat mengeksplorasi
permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari sejumlah informasi yang
disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan. Dalam
penggunaan fasilitas ini ( CAC ), konseli dimungkin untuk tidak perlu bertemu
dengan konselor. CAC ini juga dapat dilakukan secara blended, memperdalam
materi-materi yang terdapat dalam program konseling, dan memilih tindakan
selanjutnya.
Telepon
Kemudahan
pengaksesan dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling mengikuti tatanan
kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para
konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat,
luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya
disebut konseling telepon. Di bawah ini akan dikemukakan etika dalam penggunaan
teknologi telepon dalam layanan konseling.
Etika pelayanan konseling
menggunakan telepon:
- Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien
- Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat
- Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
- Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang siapapun yang menelepon
- Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian
- Memfokuskan pembicaraan guna menefektifkan penggunaan media komunikasi
- Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya
- Video-phone
Lebih dengan
sebutan Video-phone counseling (VPC) merupakan bentuk lain dari konseling
telepon. Namun dalam penggunaan perangkat teknologi komunikasi tambahan yang
memungkinkan konseli dan konselor saling mengenal dan “bertatap muka” melalui
layar monitor (display), Konseling melalui video-phone lebih memungkinkan
terjalinnya interaksi yang lebih baik antara konselor dan klien, dan dapat
lebih mendekati karakteristik konseling tatap muka.
Radio dan Televisi
Konseling
melalui radio atau televisi, masih merupakan bentuk lain dari konseling
telepon. Pada konseling radio, percakapan antara konselor dan konseli
dipancarkan. Pelayanan ini umumnya bersifat informatif atau advis, jarang
hubungan klien dan konselor mencapai taraf yang mendalam dan intensif.
Konseling melalui radio dan televisi memungkinkan permasalahan konseli
diketahui oleh umum, oleh karena itu kerahasiaan identitas konseli harus benar-benar
menjadi perhatian. Permasalahan waktu dan bagaimana masalah klien akan
membatasi keleluasaan dan efektivitas konseling. Hal diatas dapat
direalisasikan dengan menggunakan CMS (Content Management System), CMS secara
umum dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang memberikan kemudahan pada para
pengunanya dalam mengelola dan melakukan perubahan isi sebuah website dinamis
tanpa harus dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis. Salah
satu CMS yang dapat digunakan adalah AuraCMS dengan lisensi GPL (General Public
License), open source/bebas dimodifikasi, asli buatan komunitas Indonesia,
mudah dan murah serta berbahasa Indonesia. Layanan Informasi Sekolah yang
dibangun dengan menggunakan AuraCMS akan bersifat dinamis, mudah digunakan,
simple dan mudah dikelola serta memiliki ukuran file yang kecil. AuraCMS dapat
online dalam waktu 1 jam pada server gratis yang banyak ditawarkan di internet.
Dengan demikian AuraCMS direkomendasikan sebagai salah satu Content Management
System yang dapat digunakan sebagai Media Layanan Informasi pada Bimbingan dan
Konseling disekolah.
Internet
Pelayanan
konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling (
email counseling ). Berikut ini adalah contoh proses konseling via internet :
- email therapy
- online therapy
- cyber counseling dan
- e-counseling.
Email
counseling merupakan proses terapeutik yang didalamnya terdapat kegiatan
menulis selain ada kegiatan pertemuan secara langsung dengan konselor.
Karena, esensi e-counseling terletak pada menulis. Respon atau bantuan yang
diberikan konselor bergantung pada informasi yang diberikan. Konseli pun
tidak perlu mengirimkan seluruh cerita mengenai masalah yang dihadapi, cukup
dengan memilih informasi yang dirasakan pada satu situasi yang merupakan
masalah.
E-mail
merupakan cara paling baru dibandingkan dengan cara-cara yang lain untuk
berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui internet. Hal ini tidak
bermaksud untuk menggantikan konseling tatap muka ( face to face ), tetapi
dapat menjadi salah satu cara dalam membantu konseli untuk memecahkan
masalahnya meskipun dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan
konselor.
Email
counseling merupakan satu cara untuk berkomunikasi antara konseli dengan
konselor yang didalamnya dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi koseli,
misalnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan
kehidupan konseli melalui surat atau tulisan pada internet. Selain e-mail
juga bisa dalam bentuk chatting dimana konselor secara langsung berkomunikasi
dengan klien pada waktu yang sama melalui internet.
Layanan Informasi
Sekolah
Bimbingan dan
Konseling sebagai bagian dari sekolah yang membantu siswa mengatasi segala
permasalahan yang dihadapi dalam proses studi untuk mencapai perkembangan yang
optimal. Segala upaya dapat dilakukan untuk menjalin hubungan emosi antara guru
pembimbing dengan siswa. Upaya ini dilakukan dengan merealisasikan program
layanan yang sudah terkonsep sebagai empat komponen layanan pada bimbingan dan
konseling. Salah satunya dari empat komponen layanan tersebut adalah Layanan
Perencanaan Individual. Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga
dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi siswa untuk membuat, memonitor, dan
mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh
dirinya sendiri.
Melalui layanan perencanaan
individual, diharapkan siswa dapat :
1. Mempersiapkan
diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan mengembangkan
kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya,
informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2. Menganalisis
kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.
3. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4. Mengambil
keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
Sebagian
besar tujuan dari layanan tersebut diatas cenderung bersifat informatif,
sehingga perlu dibangun sebuah Layanan Informasi berbasis web yang dinamis
dengan content yang menarik dan mudah di atur, yaitu dengan menggunakan Content
Management System atau Content Management
lebih dikenal dengan AuraCMS.
Dalam
pengoperasiannya, Aura CMS sangat mudah dioperasikan. Bahkan dapat digunakan
oleh pengguna yang tidak mengerti tentang bahasa pemrograman seperti PHP atau
java yang biasa digunakan untuk membuat website.
Sistem ini
diciptakan untuk membangun layanan informasi sekolah. AuraCMS memiliki ukuran
yang kecil dan mudah untuk di konfigurasikan secara manual pada local server
atau server- server gratis yang ada di internet sehingga akan lebih
ekonomis.Sehingga sangat membantu konselor sekolah, tanpa memerlukan bantuan
tenaga ahli.
Keuntungan dari
fasilitas AuraCMS
1. Fasilitas Send Artikel yang
dapat digunakan sebagai media surat elektronik yang bersifat rahasia dari siswa
kepada guru pembimbing.
2. Fasilitas Download yang siswa
dapat mendownload informasi atau file tugas dari guru pembimbing.
3. Fasilitas pesan singkat
sebagai media penyampaian pesan singkat yang dapat dibaca oleh setiap orang.
4. Fasilitas Polling sederhana
setiap pengunjung dapat memberikan jawaban dari pertanyaan/pernyataan yang
tertulis pada modul polling.
5. Fasilitas Registrasi Online
untuk alumni sekolah.
b. Proses Perancangan local
server
Siapkan software pendukung point
1, 2, dan 3
1. Software Server XAMPP dapat
didownload di (http://www.apachefriends.org).
2. Web Browser dapat menggunakan
Internet Explorer atau Mozila Firefox.
3. File AuraCMS dapat didownload
di (http://www.auracms.org)
4. Instal server pada PC yang
akan digunakan sebagai computer server.
5. Setelah proses install
selesai aktifkan apache dan MySQL
6. Kemudian buat folder dengan
nama Sekolah atau nama lain pada alamat C://xampp/htdocs dan ekstrak file
AuraCMS kedalam folder tersebut.
7. Buka Browser tulis alamat
sebagai berikut (http://localhost/phpmyadmin) maka akan muncul tampilan
phpmyadmin.
8. Buat database dengan nama
(sekolah) klik create/ciptakan
9. Setelah itu upload file SQL
yang berada pada C://xampp/htdocs/sekolah.
10. Setelah database tercipta
dan file SQL sukses diupload konfigurasikan nama database pada file
C://xampp/htdocs/sekolah/includes/config.php disesuaikan dengan nama database
yang telah dibuat pada point 8.
11. Buka browser dan ketikan
alamat C://localhost/sekolah maka tampilan web portal AuraCMS akan muncul.
12. Website pada local server
sudah jadi Selamat Berjuang
c. Proses perancangan server
online
1. Buat subdomain gratis di
(http://www.freewebhosting.com) misal http://sekolah.coolpage.biz.
2. Biasanya nama data base dan
username sama dan otomatis telah dibuatkan oleh penyedia server, nama database
dan username berupa beberapa digit angka misal 12345.
3. Konfigurasikan nama database
yang telah anda terima pada file config.php yang ada pada file AuraCMS.
4. File AuraCMS dibuat menjadi
file ZIP kemudia upload file melalui http://www.net3ftp.com.
5. Setelah proses upload selesai
buka browser baru dan ketikan alamat subdomain yang telah anda buat tadi.
6. Layanan Informasi Sekolah
online telah terbit proses ini tidak memakan waktu lama kurang lebih satu jam
dan gratis.
BAB III
ANALISIS
A.
Kelebihan Bimbingan Konseling Melalaui
Teknologi Informasi
Kelebihan atau keuntungan
pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi, diantaranya :
- Pelayanan melalui teknologi informasi mudah di akses.
- Tidak membutuhkan biaya transportasi
- Mengurangi kesulitan jadwal yang berkaitan dengan program kelompok
- Pelayanan melalui teknologi informasi bersifat semi anonim
- Klien lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka
- Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu
- Konselor dapat menyesuaikan kesiapan klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan, memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya
- Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi formatnya harus memfasilitasi konseling yang proaktif
- Setelah klien membuka komunikasi via teknologi informasi awal, maka konselor berinisiatif untuk memulai suatu kontak berikutnya sehingga ia dapat menciptakan suatu taraf terapis berupa dukungan sosial dan klien bertanggung jawab selama proses penyembuhannya.
- Pelayanan melalui teknologi informasi formatnya menggunakan ijin protokol yang terstruktur. Hal ini memberikan konselor suatu kerangka kerja tertulis yang dapat memastikan pemenuhan topik penting ketika bekerja khusus kepada masing-masing individu pada setiap sesi, sehingga menghasilkan suatu intervesi yang ringkas, terpusat, dan sesuai dengan pribadi klien.
B. Kelemahan Bimbingan Konseling Melalaui
Teknologi Informasi
Selain kelebihan adapula
kelemahan dalam pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi,
diantaranya :
- Konselor tidak dapat memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak
- Diperlukan perangkat khusus agar pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat memanfaatkannya
- Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah, klasifikasi dan eksplorasi tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman
- Kegiatan konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak baik secara fisik maupun psikis diantara konselor dan klien.
- Belum terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien, sehingga pemecahan masalah dengan teknik pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
- Permasalahan yang dihadapi oleh klien beraneka ragam dalam emosi sehingga kadang-kadang konselor mengabaikan segi-segi yang penting dalam proses konseling.
- Dianggap oleh klien sebagai perampasan tanggung jawab, maka teknik pendekatan ini kurang baik untuk di pergunakan.
C. Kode Etik dan
Teknologi Informasi
Dalam
bimbingan konseling dengan memanfaatkan teknologi informasi harus memperhatikan
etika yang berlaku. Walaupun belum ada kode etik yang jelas dalam mengatur
pelayanan bimbingan konseling berbasis teknologi informasi, kita dapat
menggunakan etika yang berlaku dalam playanan bimbingan konseling
‘tradisional’. Kode etik merupakan seperangkat aturan, pedoman atau tata cara
berprilaku profesional yang sudah distandarisasikan oleh organisasi profesi.
Asas etis profesi konselor, meliputi:
- Respek terhadap martabat manusia,
- Relationship yang koheren,
- Memunculkan tanggung jawab terhadap masyarakat, serta
- Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Dalam pelayanan bimbingan
konseling melalaui teknologi informasi harus selalu memperhatikan kode etik
yang ditetapkan organisasi profesi. Kode etik tersebut seharusnya diketahui
oleh klien juga, sehingga klien dapat mengetahui hak dan kewajibannya. Kode
etik dalam bimbingan konseling melalaui teknologi informasi penting
diperhatikan, supaya kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik
dan tujuan bersama dapat tercapai. Perlu ditegaskan bahwa bimbingan konseling
melalui teknologi informasi bukan hal mutlak yang ada dalam pelaksanaan
bimbingan konseling. Teknologi informasi dan komunikasi semata-mata hanya
alternatif jika pelayanan bimbingan konseling secara ‘langsung’ tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan.Adapun dalam penggunaan teknologi
informasi diperlukan kesiapan dari kedua belah pihak dalam hal penyediaan
perangkat. Kalaupun perangkat sudah tersedia, diperlukan keterampilan untuk
menggunakannya. Barulah Pelayanan Bimbingan Konseling melalaui teknologi
informasi dapat berjalan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi
informasi tidak hanya sekedar teknologi komputer melainkan gabungan dari
komputasi dengan jalur komunikasi diantaranya, telepon, komputer, internet,
televisi, radio dll. Teknologi informasi diciptakan sebagai pemenuhan kebutuhan
manusia sebagai individu yang ingin pekerjaannya lebih mudah dan sebagai
makhluk sosial yang perlu berinteraksi. Dalam pelayanan bimbingan konseling
teknologi informasi digunakan apabila pelayanan tersebut tidak memungkinkan
untuk dilakukan secara langsung, jadi teknologi informasi dalam bimbingan
konseling hanya sebagai alternatif. Konselor dapat menggunakan komputer
sebagai alat bantu dalam menyusun, mencari dan mengolah data. Komputer pun
dapat menyimpan dan mendapatkan informasi dengan lebih cepat, mudah, dan
praktis. Pelayanan konseling ditujukan untuk memecahkan masalah dan kalau
bisa mencegah timbulnya masalah, namun kesibukan klien dan konselor sendiri
terkadang malah menambah masalah. Dengan teknologi informasi masalah
tersebut akan dapat diminimalisir. Kelebihan yang didapat dari pelayanan
bimbingan konseling melalui teknologi informasi, diantaranya mudah diakses,
tanpa biaya transportasi, tidak ada batas ‘ruang’ dan ‘waktu’. Selain itu,
klien lebih terbuka karena bersifat pribadi. Pelayanan bimbingan konseling pun
lebih terpusat. Sedangkan kelemahan dari penggunaan teknologi informasi,
diantaranya penyediaan sarana yang tidak murah, keseriusan klien dalam
bimbingan tidak dapat dipastikan, informasi yang diterima konselor terbatas,
pengabaian faktor-faktor emosi, dan memungkinkan untuk timbulnya jarak antara
klien dan konselor baik secara fisik maupun psikis. Kode etik yang berlaku
dalam profesi bimbingan konseling harus diperhatikan oleh konselor supaya tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sekiranya pembahasan ini sudah
memberikan gambaran tentang konsep dan oprasional teknologi informasi dalam
bimbingan konseling
B. Rekomendasi
Konselor
harus senantiasa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan bimbingan
konseling, tentunya ditunjang oleh kompetensi yang memadai mengenai teknologi
informasi. Teknologi informasi mampu menunjang pelayanan bimbingan konseling
agar lebih efektif. Maka dari itu, konselor harus selalu meningkatkan
kemampuannya dalam menggunakan teknologi yang berkembang saat ini. Konselor
akan selalu menjadi idola klien apabila selalu up to date.
Karena pada dasarnya bimbingan adalah long life learning
atau belajar sepanjang hayat.
Penyediaan
infrastruktur harus ditingkatkan, khususnya di Indonesia masih banyak
tempat-tempat terpencil yang belum terjamah oleh teknologi. Penyediaan
perangkat teknologi informasi adalah hal yang mutlak dalam konseling melalui
teknologi informasi, sehingga pelayanan bimbingan konseling akan berjalan
efektif tanpa batas ruang dan waktu.